Tanam GigiToggle Bar
Home

>

Articles

>

Perawatan Gigi Lainnya

>

Mengenal Anodontia, Kondisi Genetik Langka pada Gigi

Mengenal Anodontia, Kondisi Genetik Langka pada Gigi

Implan gigi menjadi solusi yang cukup populer untuk kondisi kehilangan gigi, termasuk pada kondisi anodontia. Jika ingin mendapatkan solusi permanen, implan gigi bisa jadi pilihan yang tepat melalui pembedahan ke dalam tulang rahang. Karena itu, kondisi tulang rahang harus cukup kuat dan biasanya didorong oleh faktor pertambahan usia.


Pada umumnya, jumlah gigi orang dewasa mencapai 32 gigi. Namun, terdapat kondisi langka pada sebagian orang di mana gigi tidak tumbuh sama sekali, sehingga jumlahnya kurang dari normal. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan anodontia. Gigi memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari mengunyah makanan, membantu berbicara dengan jelas, hingga menjaga bentuk dan struktur wajah.


Apa itu Anodontia?

Anodontia merupakan kondisi genetik dimana seseorang tidak memiliki gigi atau giginya tidak tumbuh secara alami karena tidak adanya benih gigi di bawah jaringan gusi. Kondisi ini bisa terjadi sejak dini, baik pada gigi susu maupun gigi permanen. 


Berdasarkan jumlah gigi yang tidak tumbuh, anodontia terbagi menjadi dua jenis, yaitu anodontia total dan anodontia parsial. Anodontia total adalah kondisi di mana tidak ada satu pun gigi yang tumbuh.


Anodontia parsial terjadi ketika hanya sebagian gigi yang tidak tumbuh. Kondisi ini dibagi lagi menjadi dua kategori:


- Hypodontia: gigi yang tidak tumbuh berjumlah 1-6 gigi.

- Oligodontia: gigi yang tidak tumbuh lebih dari enam, tetapi tidak seluruhnya.


Kondisi ini disebabkan karena adanya gangguan pada jaringan di bawah gusi, tempat gigi terbentuk. Tak jarang, penyebab anodontia dihubungkan dengan displasia ektodermal, kondisi genetik yang mempengaruhi pertumbuhan rambut, kuku, kulit, serta kelenjar keringat.


Baca juga: Jangan Sampai Ompong! Ini Jumlah Gigi Ideal Orang Dewasa


Gejala dan Dampak Anodontia

Penderita anodontia tidak hanya menghadapi masalah estetika, tetapi juga fungsional. Tidak adanya gigi yang tumbuh menyebabkan munculnya celah kosong pada rahang, sehingga susunan gigi tampak berantakan atau terlihat ompong.

Kondisi gigi ompong ini dapat membuat seseorang kesulitan untuk menggigit dan mengunyah makanan. Kesulitan tersebut akan semakin terasa pada penderita anodontia total atau ketika gigi yang hilang berada di bagian samping yang berperan penting dalam proses mengunyah.

Dalam jangka panjang, tulang rahang dapat mengalami penyusutan karena tidak lagi menerima rangsangan dari akar gigi. Akibatnya, bentuk wajah bisa tampak menyusut atau terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.


Cara Mengatasi Anodontia

Saat ini, belum ditemukan metode medis untuk merangsang pertumbuhan gigi penderita anodontia. Satu-satunya solusi adalah untuk mengganti gigi yang tidak tumbuh dengan gigi tiruan. Ada beberapa pilihan perawatan tergantung usia dan kondisi tulang rahang pasien:


1. Gigi Palsu Lepasan

Seperti namanya, gigi palsu ini bisa dilepas pasang. Namun seiring berjalannya waktu, gigi palsu lepasan mudah longgar dan berubah warna sehingga lebih cocok digunakan untuk jangka pendek. Gigi palsu ini bisa juga digunakan bila penderita anodontia masih anak-anak.


2. Dental Bridge

Dental bridge merupakan pemasangan mahkota gigi berbentuk jembatan untuk mengganti gigi ompong. Perawatan ini dapat menjadi pilihan bagi penderita anodontia parsial, di mana masih terdapat beberapa gigi alami yang bisa dijadikan penopang. 

Namun, teknik dental bridge mengharuskan pengikisan pada gigi sehat di sisi sebelah gigi yang hilang untuk dijadikan penyangga. Oleh karena itu, tindakan dental bridge tidak selalu direkomendasikan bagi semua kasus.


3. Implan Gigi

Implan gigi merupakan pemasangan sekrup titanium ke dalam tulang rahang sebagai pengganti akar gigi, dan dilanjutkan dengan pemasangan crown gigi di atasnya. Dibandingkan dengan gigi tiruan lainnya, implan gigi memiliki tampilan dan fungsi yang paling mirip gigi asli. Prosedur ini hanya dapat dilakukan pada pasien dewasa dengan kondisi tulang rahang yang sehat, agar implan dapat menempel kuat dan berfungsi optimal.


Bagi Anda yang merasa memiliki kondisi anodontia, segera lakukan pemeriksaan dan konsultasi dokter gigi. Biasanya, Anda akan disarankan untuk melakukan scan CBCT untuk melihat kondisi tulang rahang secara menyeluruh serta memastikan ada atau tidaknya benih gigi di dalam gusi.


Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter dapat menentukan rencana perawatan yang paling sesuai. Anda juga dapat melakukan pemasangan implan di Tanam yang didukung metode digital implant, dimana teknik pemasangannya minim bedah* dan lebih cepat. Selain itu, perawatan Tanam Gigi ditangani oleh dokter gigi spesialis berpengalaman dari lulusan universitas ternama baik di dalam maupun luar negeri.


Terakhir diperbarui : 14 October 2025

0 Comment

Comment
0 / 1000

Nama

Email

No Comments yet

Be the first to give a comment

Lokasi Klinik

clinic mobile banner
Pakubuwono

Jl. Pakubuwono VI-71 Blok E.1 RT. 11 RW. 2, Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Menteng

Jl. K.H. Wahid Hasyim No.47, Gondangdia, Jakarta Pusat

Kelapa Gading

Jl. Boulevard Barat, Ruko Inkopal Blok C no. 77-78, Kelapa Gading, Jakarta Utara

PIK

Ruko Metro Gallery, Jl. Pantai Indah Utara 2 Blok.8 No. CE, Penjaringan, Jakarta Utara

Gading Serpong

Ruko Mendrisio, Jl. Boulevard iL Lago, BSD Raya Utama No.26 & 27, Serpong, Banten 15332

Surabaya

Jl. Indragiri No.48-A, Darmo, Kec. Wonokromo, Surabaya

Bandung

Ruko Hyper Paskal Square B69 (Lantai 2), Jl. Pasir Kaliki No.25-27, Kb. Jeruk, Andir, Bandung 40181

Bali

Jl. Sunset Road No.105, Seminyak, Kec. Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361