>
Articles>
Kesehatan Gigi dan Mulut>
Gigi Bisa Alami Trauma? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Trauma gigi dapat menjadi salah satu penyebab seseorang kehilangan giginya. Jika ini terjadi, implan gigi bisa menjadi solusi terbaik untuk menggantikan gigi ompong. Namun, tidak semua trauma gigi berakhir dengan gigi ompong. Karena itu, penting untuk memahami apa itu trauma gigi, penyebabnya, serta cara menanganinya sesuai tingkat kerusakannya.
Apa Itu Trauma Gigi?
Trauma gigi atau dental trauma adalah kondisi cedera yang terjadi pada gigi, gusi, atau jaringan di sekitarnya yang biasa terjadi akibat benturan fisik. Cedera pada gigi bisa bersifat ringan hingga berat tergantung seberapa keras benturan yang terjadi.
Gejala yang dialami setiap penderita bisa berbeda-beda. Secara umum, tanda-tanda trauma gigi meliputi:
- Nyeri pada gigi.
- Gigi sensitif.
- Gusi bengkak atau berdarah.
- Perubahan warna gigi menjadi abu-abu atau gelap.
Jika tidak segera ditangani, trauma gigi dapat menimbulkan komplikasi seperti abses gigi, kematian saraf gigi, perubahan warna gigi secara permanen, hingga kehilangan gigi.
Penyebab Trauma Gigi

Trauma gigi bisa dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak, dan seringkali terjadi secara tiba-tiba. Benturan yang menyebabkan trauma gigi bisa terjadi oleh beberapa hal ini:
- Jatuh atau terbentur benda keras
- Kecelakaan lalu lintas
- Kontak olahraga fisik
- Kebiasaan menggigit benda keras
- Berkelahi atau terkena pukulan
Jenis-jenis Trauma Gigi
Adapun jenis-jenis trauma gigi yang biasa terjadi, di antaranya:
- Gigi retak atau patah
Gigi bisa retak dan patah kecil atau besar. Bila didiamkan kondisi yang tadinya ringan bisa memicu kerusakan yang semakin parah, bahkan hingga mengenai saraf. Selain membuat gigi terasa ngilu atau sensitif, permukaan gigi yang patah atau retak menjadi tajam dan dapat melukai gusi.
- Gigi goyang, geser atau miring (luxation)
Tekanan yang cukup besar akibat benturan, tak jarang membuat gigi bergeser, miring, hingga goyang. Bukan hanya membuat posisi gigi berubah, tetapi juga dapat mengganggu aktivitas mengunyah bila didiamkan.
- Gigi terdorong masuk ke gusi
Kondisi ini biasa terjadi ketika penderita mengalami kecelakaan dan benturan yang sangat kencang. Karena dapat berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, jika mengalami kondisi ini, maka harus segera dilakukan tindakan medis.
- Luka robek pada jaringan lunak (lacerations)
Ketika terjadi benturan, gigi dapat menggores gusi, bibir, atau pipi bagian dalam sehingga menimbulkan luka yang cukup dalam. Penderita harus segera menangani ke dokter gigi untuk mencegah infeksi serius.
- Rahang patah atau bergeser dari sendinya
Kondisi ini umumnya menyebabkan nyeri hebat, kesulitan membuka mulut, berbicara, atau mengunyah. Pada beberapa kasus, wajah juga dapat tampak asimetris atau bengkak. Rahang patah atau terkilir termasuk kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera agar fungsi rahang dapat pulih dan cegah komplikasi lebih lanjut.
- Gigi copot total dari soket
Gigi copot dapat disebabkan trauma ringan yang dibiarkan tanpa perawatan hingga akhirnya melemahkan jaringan penyangga gigi, maupun kondisi avulsi yang merupakan keadaan darurat. Jika gigi asli ingin diselamatkan maka harus segera ditangani atau bisa diganti dengan gigi tiruan.
Cara Mengatasi Trauma Gigi

Ketika Anda mengalami cedera gigi, segera lakukan konsultasi dengan dokter gigi. Dokter akan melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh, serta menyarankan rontgen atau scan CBCT untuk memeriksa kondisi tulang rahang secara keseluruhan.
Setelah itu, dokter akan melakukan perawatan trauma gigi berdasarkan hasil diagnosanya. Berikut beberapa prosedur untuk mengatasi trauma gigi:
1. Tambal gigi
Prosedur ini dilakukan untuk menangani kasus ringan, seperti menutupi retak atau celah pada gigi patah.
2. Crown gigi
Jika patah terlalu besar, dokter akan menyarankan pembuatan crown gigi untuk menutupi dan melindungi gigi yang rusak agar terlihat estetik.
3. Perawatan saluran akar
Jika trauma gigi menyebabkan infeksi yang cukup dalam pada jaringan gigi, maka diperlukan perawatan saluran akar.
4. Splinting gigi
Splinting gigi biasa dilakukan untuk kasus gigi goyang agar kembali stabil.
5. Cabut gigi
Jika kerusakan gigi sudah parah dan tidak dapat dipertahankan, maka gigi rusak akan dicabut.
6. Gigi palsu dan implan gigi
Bila trauma gigi menyebabkan gigi copot total, Anda dapat menggantinya dengan gigi palsu lepasan atau implan gigi yang permanen.
Pemasangan Implan di Tanam Gigi
Pemasangan implan tidak boleh dilakukan sembarangan. Diperlukan penanganan dan keahlian khusus untuk memastikan implan gigi tertanam secara aman dan presisi pada posisi tulang rahang yang ditentukan. Dengan begitu, Anda dapat melakukan pemasangan implan di Tanam Gigi.
Tanam menerapkan metode digital implant dengan menggunakan teknologi implan terkini, seperti scan CBCT, 3D dental scan hingga Implant Aligner (surgical guide) yang membuat perawatannya minim bedah*. Ditangani langsung oleh tim dokter gigi spesialis berpengalaman dan telah dipercaya memasang lebih dari 20.000 implan.
Mengganti ompong secara permanen kini semakin mudah dan terjangkau. Segera book konsultasi via WhatsApp untuk mendapatkan perawatan implan gigi sesuai kebutuhan Anda!
0 Comment
No Comments yet
Be the first to give a comment
Mungkin Anda Suka
Lokasi Klinik
Jl. Pakubuwono VI-71 Blok E.1 RT. 11 RW. 2, Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Jl. K.H. Wahid Hasyim No.47, Gondangdia, Jakarta Pusat
Jl. Boulevard Barat, Ruko Inkopal Blok C no. 77-78, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Ruko Metro Gallery, Jl. Pantai Indah Utara 2 Blok.8 No. CE, Penjaringan, Jakarta Utara
Komplek Ruko Sentral Niaga Puri Indah, Jl. Puri Molek B1 Blok T6, RT.1/RW.2, Kembangan Sel., Kembangan, Jakarta Barat 11610
Ruko Mendrisio, Jl. Boulevard iL Lago, BSD Raya Utama No.26 & 27, Serpong, Banten 15332
Jl. Indragiri No.48-A, Darmo, Kec. Wonokromo, Surabaya
Ruko Hyper Paskal Square B69 (Lantai 2), Jl. Pasir Kaliki No.25-27, Kb. Jeruk, Andir, Bandung 40181
Jl. Sunset Road No.105, Seminyak, Kec. Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361